A. Pengertian Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang
penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud
sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai
tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media
pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan
langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Media tiga
dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam
penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus,
dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki
kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara
kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik
konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi
secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
B. Jenis-jenis
Media Tiga Dimensi
Media tiga
dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model
adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda sesungguhnya dalam
ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan. Boneka merupakan jenis model yang
dipergunakan untuk memperlihatkan permainan.
Menurut Nana Sudjana dkk, model dapat dikelompokkan kedalam enam kategori
yaitu model padat (solid model), model penampang (cutaway model),
model susun (builed-up model), model kerja (working model), mock-up, dan
diorama.masing-masing kategori model tersebut mungkin mempunyai ukuran yang
sama persis dengan ukuran aslinya atau mungkin dengan skala yang lebih besar
atau lebih kecil dari pada objek yang sesungguhnya.
Ada beberapa tujuan
belajar dengan menggunakan model, yaitu:
• Untuk mengatasi
kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu besar.
• Untuk mempelajari
objek yang telah menyejarah di masa lampau.
• Untuk mempelajari
objek-objek yang tak terjangkau secara fisik.
• Untuk mempelajari
obyek yang mudah dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai
(misalnya mata manusia, telinga manusia).
• Untuk mempelajari
konstruksi-konstruksi yang abstrak
• Untuk memperlihatkan
proses dari objek yang luas (misalnya proses peredaran planet-planet).
Keuntungan-keuntungan
menggunakan model adalah:
• Belajar dapat
difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.
• Dapat
mempertunjukkan struktur dalam suatu objek.
• Siswa memperoleh
pengalaman yang konkrit.
C. Karakteristik Media
Tiga Dimensi
1. Model Padat (Solid Model)
Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat
model yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya.
Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek tertentu mereka
ditantang untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran dalam berbagai bidang
studi yang mereka pelajari. Melalui transformasi sederhana, menggunakan
bahan-bahan murah para siswa menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga
hasil belajar lebih mendalam dan lebih mantap.
Kelebihan dari model padat:
• Dapat memberikan pengalaman secara langsung
• Dapat dibuat dengan biaya yang murah
• Dapat mengembangkan konsep realisme siswa
Kekurangan dari model padat:
• Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah
besar.
• Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya.
2.
Model Penampang (Cutaway
Model)
Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda
aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi,
sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur bagian dalamnya. Alasan
lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk mendapat pema-haman yang jelas
tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak mungkin membuat irisan
langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan
tiruan untuknya.
Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu
model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar
atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah,
hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi
warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting
dihilangkan.
Kelebihan dari model penampang:
• Dapat memberikan pengalaman secara langsung.
• Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.
• Dapat mempermudah pemahaman karena merupakan
pengganti objek yang
sesungguhnya.
• Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
• Belajar dapat difokuskan pada bagian yang
penting-penting saja.
Kekurangan dari model penampang:
• Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang
banyak.
• Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.
• Anak tunanetra sulit membandingkannya.
• Jika membeli alat peraga membutuhkan biaya yang
besar.
- Model Susun (Builed-Up Model)
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari
suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas
atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian.
Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model
ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model irisan sendiri dapat disebut
model terbuka, karena menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan tertutup
ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka sebaiknya siswa
disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga
agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan
model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.
Kelebihan dari model susun:
•
Memberikan pengalaman secara langsung.
•
Penyajian secara kongkrit dan menghindari
verbalisme.
•
Dapat menunjukkan objek secara utuh baik
kontruksi maupun cara kerjanya.
•
Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara
jelas.
•
Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model
susun:
•
Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
•
Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya.
•
Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan
perawatan yang rumit.
- Model Kerja (Working Model)
Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa bagaimana
mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang baik seringkali
mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-bagian terpenting seperti pada
blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai komponen menunjukkan hubungan satu
sama lain. model kerja sangat mendorong rasa keingintahuan siswa.
Kelebihan dari model kerja:
•
Memberikan pengalaman
secara langsung.
•
Dapat menunjukkan
objek secara utuh baik cara kerjanya.
•
Dapat memperlihatkan
struktur organisasi secara jelas.
•
Dapat menunjukkan alur
suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model kerja:
•
Tidak dapat menjangkau
sasaran dalam jumlah besar.
•
Penyimpanannya memerlukan
ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
•
Untuk membuat alat
peraga ini membutuhkan biaya yang besar.
•
Anak tunanetra sulit
untuk mengaplikasikannya secara sempura.
5.
Mock-Up
Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi
atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan
diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan
gerakannya atau proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang
dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda
sebe-narnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi
sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak
tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda aslinya yang tidak
diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa
dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa
waktu belajar tentang fungsi bel listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang
sederhana, kemudian dibuat perangkat bel listrik yang sebenarnya dan
dihubungkan dengan listrik (battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada
dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan demikian siswa dapat melihat proses
kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik dan tahu cara
meletakkan bel listrik yang baik. Contoh lain misalnya dibuat mock-up traffick
light ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang
menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada posisi
yang tepat.
Dengan menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas
dengan menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic
light-nya dapat dibuat dari bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan
seperti keadaan yang sebenarnya. Lampunya benar-benar dapat menyala (warna
merah, kuning dan hijau).
Kelebihan dari
model mock-up
1.
Memberikan pengalaman
secara langsung
2.
Dapat menunjukkan
obyek secara utuh secara utuh baik kontruksi maupun
cara
kerja
3.
Dapat memperlihatkan
struktur organisasi secara jelas
4.
Dapat menunjukkan alur
suatu proses secara jelas
Kekurangan
dari model mock-up
1.
Tidak dapat menjangkau
sasaran dalam jumlah besar
2.
Penyimpanannya
memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit
3.
Untuk membuat alat
perga membutuhkan biaya yang besar
4.
Anak tunanetra sulit
untuk membandingkannya
- Diorama
Diorama adalah merupakan gabungan antara model dengan
gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual
yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa
dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup
dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat
pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya
kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku
tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang
menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah.
Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya
di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria
Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga
dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain
sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi
nampak lebih hidup.
Kelebihan dari model
diorama
1. Untuk memberikan pemandangan/gambaran visual dari pokok yang sebenarnya
dalam bentuk kecil.
2. Membawa ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia dalam bentuk
diperkecil dan tiga dimensi.
3. Dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu tempat, waktu tertentu
dilihat ari posisi atau arah tertentu pula secara lebih hidup
Kekurangan dari model diorama
1. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
2. Dalam pembuatan membutuhkan waktu dan biaya .
3. Dan membutuhkan kreativitas guru maupun siswa.
- Widya wisata.
Widya wisata adalah suatu cara nyajikan bahan pelajaran
dengan membawa siswa langsung kepada obyek yang akan dipelajariyag terdapat
diluar kelas.
Pada umumnya memakai metode ini adalah karena obyek yang akan dipelajari
hanya ada ditempat dimana obyek itu berada. Selain itu, pengalan langsung pada
umumnya lebih baik dari pada tidak langsung.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar
melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga
proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk
menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama, menciptakan
kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di
kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah:
sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek
wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
8.
Boneka
Penggunaan boneka dalam pendidikan telah populer sejak
tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia, penggunaan boneka sudah lumrah,
misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk memainkan ceritera
Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas: boneka jari
(dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan memainkan satu
boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali sering disebut
marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan
kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara
mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. Agar penggunaannya menjadi efektif,
maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara jelas,
didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak ketimbang
verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi dengan nyanyian, ceritera
disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang memainkannya.
Keuntungan
menggunakan boneka:
• Efisien terhadap
waktu, tempat, biaya dan persiapan.
• Tidak
memerlukan keterampilan yang rumit.
• Dapat mengembangkan
imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.
9. Ritatoon
Ritatoon adalah
serangkaian gambar berbingkai atau gambar seri. Jadi sebenarnya wujud gambarnya
sendiri bukan tiga dimensi, melainkan dua dimensi. Tetapi karena perangkat
untuk meletakkan gambar berbingkai tersebut tiga dimensi, maka ritatoon
termasuk golongan media yang wujud perangkatnya tiga dimensi. Tempat gambar
seri tersebut berupa sebuah papan yang diberi lajur-lajur berlubang seperti
parit untuk menempatkan bingkai-bingkai gambar tadi secara vertikal dan
berjajar.
Ritatoon terdiri
dari seri beberapa gambar dapat lima atau enam dan dapat pula lebih banyak
lagi. Pada tiap gambar dibaliknya terdapat sketsa
gambar yang serupa dengan gambar yang ditampilkan dengan sedikit keterangan
tentang gambar tersebut. Satu set gambar seri yang dipersiapkan merupakan
serangkaian gambar yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
tertentu.
D. Kelebihan dan Kelemahan Media Tiga Dimensi
Kelebihan Media Tiga Dimensi yaitu, Memberikan pengalaman secara
langsung, Penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme, Dapat
menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya, Dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, Dapat menunjukkan alur suatu
proses secara jelas.
Kelemahan Media Tiga Dimensi yaitu, Tidak bisa menjangkau sasaran dalam
jumlah, Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit,
Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, Anak tuna netra
sulit untuk membandingkannya
Sumber :
Sudjana, Nana, dkk. 1991. Media
Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
https://ismail403.wordpress.com/2013/01/06/karakteristik-media-pembelajaran-tiga-dimensi/ diakses tanggal 2 April 2016 pukul 22.30
/https://niamnikholas.wordpress.com/2012/12/24/media-3-dimensi/diakses tanggal 2 April 2016 pukul 22.30
http://vhasande.blogspot.co.id/2014/04/media-pembelajaran-3-dimensi.html diakses tanggal 2 April 2016 pukul 23.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar