Minggu, 03 April 2016

MEDIA TIGA DIMENSI



A.      Pengertian Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
B.      Jenis-jenis Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda sesungguhnya dalam ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan. Boneka merupakan jenis model yang dipergunakan untuk memperlihatkan permainan.
Menurut Nana Sudjana dkk, model dapat dikelompokkan kedalam enam kategori yaitu model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (builed-up model), model kerja (working model), mock-up, dan diorama.masing-masing kategori model tersebut mungkin mempunyai ukuran yang sama persis dengan ukuran aslinya atau mungkin dengan skala yang lebih besar atau lebih kecil dari pada objek yang sesungguhnya.
Ada beberapa tujuan belajar dengan menggunakan model, yaitu:
      Untuk mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu besar.
      Untuk mempelajari objek yang telah menyejarah di masa lampau.
      Untuk mempelajari objek-objek yang tak terjangkau secara fisik.
      Untuk mempelajari obyek yang mudah dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata manusia, telinga manusia).
      Untuk mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak
      Untuk memperlihatkan proses dari objek yang luas (misalnya proses peredaran planet-planet).
Keuntungan-keuntungan menggunakan model adalah:
      Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.
      Dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu objek.
      Siswa memperoleh pengalaman yang konkrit.

C.      Karakteristik Media Tiga Dimensi
1.    Model Padat (Solid Model)
Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat model yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam dan lebih mantap.
Kelebihan dari model padat:
  Dapat memberikan pengalaman secara langsung
  Dapat dibuat dengan biaya yang murah
  Dapat mengembangkan konsep realisme siswa
Kekurangan dari model padat:
  Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
  Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya.


2.    Model Penampang (Cutaway Model)
Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk mendapat pema-haman yang jelas tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak mungkin membuat irisan langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan tiruan untuknya.
Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.

Kelebihan dari model penampang:
  Dapat memberikan pengalaman secara langsung.
  Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.
  Dapat mempermudah pemahaman karena merupakan pengganti objek yang
sesungguhnya.
  Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
  Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.

Kekurangan dari model penampang:
  Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak.
  Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.
  Anak tunanetra sulit membandingkannya.
  Jika membeli alat peraga membutuhkan biaya yang besar.


  1. Model Susun (Builed-Up Model)
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan tertutup ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.
Kelebihan dari model susun:
           Memberikan pengalaman secara langsung.
           Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.
           Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya.
           Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
           Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Kekurangan dari model susun:
           Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
           Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya.
           Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.

  1. Model Kerja (Working Model)
Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang baik seringkali mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai komponen menunjukkan hubungan satu sama lain. model kerja sangat mendorong rasa keingintahuan siswa.
Kelebihan dari model kerja:
               Memberikan pengalaman secara langsung.
               Dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya.
               Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
               Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kekurangan dari model kerja:
               Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
               Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
               Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar.
               Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempura.

5.         Mock-Up
Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang sederhana, kemudian dibuat perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan listrik (battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik yang baik. Contoh lain misalnya dibuat mock-up traffick light ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada posisi yang tepat.
Dengan menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya dapat dibuat dari bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti keadaan yang sebenarnya. Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).
Kelebihan dari model mock-up
1.    Memberikan pengalaman secara langsung
2.    Dapat menunjukkan obyek secara utuh secara utuh baik kontruksi maupun
                 cara kerja
3.    Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
4.    Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas

Kekurangan dari model mock-up
1.    Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar
2.    Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit
3.    Untuk membuat alat perga membutuhkan biaya yang besar
4.    Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya 
  
  1. Diorama
Diorama adalah merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih hidup.
Kelebihan dari model diorama
1.      Untuk memberikan pemandangan/gambaran visual dari pokok yang sebenarnya dalam bentuk kecil.
2.      Membawa ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia dalam bentuk diperkecil dan tiga dimensi.
3.      Dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu tempat, waktu tertentu dilihat ari posisi atau arah tertentu pula secara lebih hidup
Kekurangan dari model diorama
1.      Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
2.      Dalam pembuatan membutuhkan waktu dan biaya .
3.      Dan membutuhkan kreativitas guru maupun siswa.


  1. Widya wisata.
Widya wisata adalah suatu cara nyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada obyek yang akan dipelajariyag terdapat diluar kelas.
Pada umumnya memakai metode ini adalah karena obyek yang akan dipelajari hanya ada ditempat dimana obyek itu berada. Selain itu, pengalan langsung pada umumnya lebih baik dari pada tidak langsung.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
8.      Boneka
Penggunaan boneka dalam pendidikan telah populer sejak tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia, penggunaan boneka sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk memainkan ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas: boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan memainkan satu boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali sering disebut marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. Agar penggunaannya menjadi efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi dengan nyanyian, ceritera disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang memainkannya.
Keuntungan menggunakan boneka:
      •      Efisien terhadap waktu, tempat, biaya dan persiapan.
      •      Tidak memerlukan keterampilan yang rumit.
      •      Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.


            9.   Ritatoon
Ritatoon adalah serangkaian gambar berbingkai atau gambar seri. Jadi sebenarnya wujud gambarnya sendiri bukan tiga dimensi, melainkan dua dimensi. Tetapi karena perangkat untuk meletakkan gambar berbingkai tersebut tiga dimensi, maka ritatoon termasuk golongan media yang wujud perangkatnya tiga dimensi. Tempat gambar seri tersebut berupa sebuah papan yang diberi lajur-lajur berlubang seperti parit untuk menempatkan bingkai-bingkai gambar tadi secara vertikal dan berjajar.
Ritatoon terdiri dari seri beberapa gambar dapat lima atau enam dan dapat pula lebih banyak lagi. Pada tiap gambar dibaliknya terdapat sketsa gambar yang serupa dengan gambar yang ditampilkan dengan sedikit keterangan tentang gambar tersebut. Satu set gambar seri yang dipersiapkan merupakan serangkaian gambar yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.



D.     Kelebihan dan Kelemahan Media Tiga Dimensi
Kelebihan Media Tiga Dimensi yaitu, Memberikan pengalaman secara langsung, Penyajian secara konkrit dan menghindari  verbalisme, Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya, Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kelemahan Media Tiga Dimensi yaitu, Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah, Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya


















Sumber :

Sudjana, Nana, dkk. 1991. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
https://ismail403.wordpress.com/2013/01/06/karakteristik-media-pembelajaran-tiga-dimensi/
diakses tanggal 2 April 2016 pukul 22.30
/https://niamnikholas.wordpress.com/2012/12/24/media-3-dimensi/diakses tanggal 2 April 2016 pukul 22.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar